Jika anda ingin tour atau wisata murah dan indah ke Brazil, maka pastikan anda melihat Indah dan uniknyaRio de Janeiro, Praia do Rosa, Praia de Boa Viegem, Pulau Cagarras,
Ibukota: Rio De Janeiro. Tarif PP: mulai dari Rp20,5 juta per orang
Bagi Anda yang suka wisata pantai, Brasil akan menjadi surga dunia. Brasil selalu menjadi tujuan wisata pantai terfavorit untuk wisatawan dunia.
Rio de Janeiro, Brasil
Brazil tercatat sebagai negara yang sedang berkembang di kawasan Amerika latin dengan pertumbuhan ekonominya cukup pesat di berbagai kota, salah satunya adalah kota Rio de Janeiro. Menurut New Zealand Herald, kota terbesar kedua di Brasil ini memang sudah lebih aman dibandingkan pada masa lalu. Namun sayangnya, angka pembunuhan di Rio masih mirip dengan zona perang, jika mengacu pada ukurannya sebagai kota metropolitan.
Praia do Rosa, Brazil
Praia do Rosa adalah salah satu terbaik Brasil. Uniknya, pantai ini berbentuk bulan sabit bila dilihat dari atas. Keindahan pantai ini sungguh sempurna, bukit pasir putih, tempat nyaman berselancar, orang-orang yang ramah, serta bungalo untuk beristirahat. Kalau anda datang pada Juli hingga November, anda akan menyaksikan pemandangan menakjubkan kumpulan ikan paus yang tengah bermigrasi. Bulan-bulan itu merupakan waktunya (musim) mereka bermigrasi.
Praia de Boa Viegem, Brazil
Pantai populer di Kota Recife, Brazil ini setiap tahunnya menarik wisatawan yang ingin berjemur di bawah sinar matahari, dan dulunya diklaim bebas hiu. Namun sejak 1992, setidaknya 50 serangan hiu dilaporkan terjadi, 19 di antaranya berakibat fatal. Menurut para ahli, hal ini disebabkan kerusakan ekosistem akibat kapal-kapal nelayan. Tidak hanya pantainya, Kota Recife pun cukup harus diwaspadai karena rawan kriminal.
Pulau Cagarras
Jakarta pun secara rutin menerima kedatangan kapal-kapal kargo yang masuk ke Tanjung Priok, sama seperti di Rio de Janeiro. Yang beda dari dua situasi ini adalah di Rio de Janeiro, ada upaya untuk mengurangi aliran sampah dan limbah ke laut.
Kepala Kawasan Monumen Alami Kepulauan Cagarras, Fabiana Biwdo Cesar, mengatakan sangat sulit melindungi kawasan kepulauan tersebut dari polusi air akibat sisa bahan bakar minyak kapal-kapal besar yang akan masuk ke pelabuhan.
"Saat ini kami sedang bekerja dengan otoritas kelautan untuk membuat rute baru buat kapal-kapal sehingga mereka bisa memberi ruang bernapas bagi monumen alam ini," ujar dia, Sabtu (16/6) di Rio de Janeiro.
Mereka kini juga mulai menyadarkan penduduk kota Rio akan pentingnya pengolahan limbah air rumah tangga. "Penduduk kota memang sudah sadar bahwa mereka mengeluarkan limbah air rumah tangga, tapi mereka belum menghubungkannya dengan polusi laut."
Institusi yang dipimpin Fabiana pun menyelipkan brosur di tagihan air akan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan penduduk kota untuk mengurangi beban laut akibat limbah rumah tangga.
Bagi para nelayan di sekitar area kawasan perlindungan pun, mereka tidak bisa menggunakan kapal besar untuk menangkap ikan. Jaring yang digunakan harus berukuran kecil. Semua orang yang berada di sekitar kawasan ini harus di luar radius 10 meter. Meski begitu, orang-orang tetap bisa menyelam, memancing, dan berenang di sekitar gugusan pulau tersebut.
Saat ini, kantor administrasi Monumen Alami Kepulauan Cagarras pun bekerjasama dengan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang diberi tugas untuk mendata berbagai spesies hewan maupun tumbuhan di sekitar pulau. Uniknya lagi, kantor ini juga meminta nelayan yang biasa menangkap ikan di sekitar pulau untuk ikut mencatat spesies ikan apa saja yang mereka temukan.
"Semakin banyak spesies yang bisa kami kumpulkan, apalagi jika ada yang unik, maka kami bisa mengklaim tingkat perlindungan yang lebih tinggi dari 'monumen alami' buat gugusan pulau ini," kata Fabiana. Sebuah langkah yang bisa dicontoh Jakarta untuk melindungi keanekaragaman hayati di Kepulauan Seribu.
Kepala Kawasan Monumen Alami Kepulauan Cagarras, Fabiana Biwdo Cesar, mengatakan sangat sulit melindungi kawasan kepulauan tersebut dari polusi air akibat sisa bahan bakar minyak kapal-kapal besar yang akan masuk ke pelabuhan.
"Saat ini kami sedang bekerja dengan otoritas kelautan untuk membuat rute baru buat kapal-kapal sehingga mereka bisa memberi ruang bernapas bagi monumen alam ini," ujar dia, Sabtu (16/6) di Rio de Janeiro.
Mereka kini juga mulai menyadarkan penduduk kota Rio akan pentingnya pengolahan limbah air rumah tangga. "Penduduk kota memang sudah sadar bahwa mereka mengeluarkan limbah air rumah tangga, tapi mereka belum menghubungkannya dengan polusi laut."
Institusi yang dipimpin Fabiana pun menyelipkan brosur di tagihan air akan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan penduduk kota untuk mengurangi beban laut akibat limbah rumah tangga.
Bagi para nelayan di sekitar area kawasan perlindungan pun, mereka tidak bisa menggunakan kapal besar untuk menangkap ikan. Jaring yang digunakan harus berukuran kecil. Semua orang yang berada di sekitar kawasan ini harus di luar radius 10 meter. Meski begitu, orang-orang tetap bisa menyelam, memancing, dan berenang di sekitar gugusan pulau tersebut.
Saat ini, kantor administrasi Monumen Alami Kepulauan Cagarras pun bekerjasama dengan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang diberi tugas untuk mendata berbagai spesies hewan maupun tumbuhan di sekitar pulau. Uniknya lagi, kantor ini juga meminta nelayan yang biasa menangkap ikan di sekitar pulau untuk ikut mencatat spesies ikan apa saja yang mereka temukan.
"Semakin banyak spesies yang bisa kami kumpulkan, apalagi jika ada yang unik, maka kami bisa mengklaim tingkat perlindungan yang lebih tinggi dari 'monumen alami' buat gugusan pulau ini," kata Fabiana. Sebuah langkah yang bisa dicontoh Jakarta untuk melindungi keanekaragaman hayati di Kepulauan Seribu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar