Senin, 15 Juli 2013
Info Lengkap Wisata Brunei Darussalam
Mengenal Brunei dari sisi Ekonomi
Hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara cenderung mengalami peningkatan, meskipun neraca perdagangan masih surplus untuk Brunei karena Indonesia mengimpor minyak dari Brunei dalam nilai yang besar.
Data statistik perdagangan luar negeri Brunei Darussalam menunjukkan bahwa selama tahun 2010, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Brunei sebesar B$ 928.960.000, yang terdiri dari nilai ekspor Brunei ke Indonesia B$ 859.940.000 dan nilai ekspor Indonesia ke Brunei B$ 69.020.000.
Pada tahun-tahun sebelumnya, nilai perdagangan bilateral kedua negara tercatat B$ 1.207.360.000 (tahun 2009) dan B$ 3.084.300.000 (tahun 2008). Nilai perdagangan bilateral tahun 2008 tersebut merupakan peningkatan dari nilai perdagangan tahun sebelumnya sebesar B$ 2.885.530.000 (persentase peningkatan sebesar 6.8 %).
Terjadi penurunan surplus perdagangan untuk Brunei selama 2 tahun berturut-turut hingga tahun 2010, dimana surplus tahun 2008 sebesar B$ 2.890.060.000, tahun 2009 sebesar B$ 1.038.900, dan tahun 2010 menjadi B$ 790.920.000.
Komoditi ekspor Indonesia ke Brunei meliputi mie instan, makanan bayi, minuman ringan, jamu tradisional, kosmetik, obat-obatan, alat-alat listrik dan elektronik, tekstil, garmen, furniture, water dispenser, bahan bangunan, peralatan olahraga, rokok, VCD/DVD lagu dan film, produk teknologi perminyakan, kendaraan bermotor dan suku cadangnya, seperti Toyota Kijang, Daihatsu, Mitsubishi, Isuzu, dan lain-lain.
Komoditi ekspor Brunei ke Indonesia adalah minyak mentah, transport equipment, cashed head petroleum, dan mesin-mesin.
Dalam beberapa tahun terakhir terdapat peningkatan dari jumlah jenis produk Indonesia yang diperdagangkan di pasar Brunei. Pada tahun 2003 tercatat 653 jenis, meningkat menjadi 1,050 jenis pada tahun 2008, dan 1,261 jenis pada tahun 2010.
Info Lengkap Wisata Brunei Darussalam tentang Konsuler
Hubungan bilateral Indonesia-Brunei ditandai pula dengan keberadaan sekitar 53,000 tenaga kerja Indonesia di Brunei yang bekerja di sektor formal dan informal, seperti bekerja sebagai profesional, pelatih olahraga, teknisi, dosen, ustaz/guru agama, pelayan toko dan restoran, serta berwiraswasta. Sebagai konsekuensi keberadaan tenaga kerja Indonesia dalam jumlah yang cukup besar tersebut, muncul masalah-masalah meski persentasenya sangat kecil, yakni sekitar 1 s/d 1,5 %. Dengan eratnya jalinan kerjasama antara aparat terkait di Brunei dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Brunei, permasalahan yang timbul pada umumnya dapat diselesaikan dengan baik.
KBRI Bandar Seri Begawan telah ditunjuk sebagai salah satu Perwakilan RI pusat pelayanan warga (citizen service) pada tanggal 29 Juli 2007 oleh Menteri Luar Negeri RI. Sebagai konsekuensinya, selain membentuk satuan tugas (satgas) pelayanan warga, KBRI Bandar Seri Begawan telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pelayanan kekonsuleran dan ketenagakerjaan, sekaligus meningkatkan upaya perlindungan kepada masyarakat Indonesia di Brunei. Pemohon paspor hanya memerlukan waktu kurang dari 24 jam untuk mendapatkan paspor barunya. Dalam kaitan ini KBRI Bandar Seri Begawan juga memberikan pelayanan pembuatan pas foto dan fotocopy tanpa dipungut biaya. Kegiatan pelayanan kekonsuleran dilaksanakan dengan metode ”jemput bola”, dimana KBRI Bandar Seri Begawan mengirimkan tim dan memberikan pelayanan kekonsuleran dan ketenagakerjaan langsung di distrik-distrik yang jauh dari Bandar Seri Begawan sedikitnya 2 kali setahun masing-masing distrik. Sebagai konsekuensi penandatanganan persetujuan kedua negara tentang notifikasi dan bantuan kekonsuleran atau MCN, aparat terkait pemerintah Brunei berkewajiban memberitahukan KBRI Bandar Seri Begawan sekiranya menemukan warganegara Indonesia yang terlantar atau menghadapi masalah, dan demikian pula sebaliknya.
Info Lengkap Wisata Brunei Darussalam tentang Sosial Budaya
Hubungan kerjasama Indonesia-Brunei terjalin pula di jalur non-pemerintah, dengan berdirinya Brunei Darussalam-Indonesia Friendship Association atau disingkat BRUDIFA, pada tanggal 6 Januari 2009. Pemberitahuan tertulis dari otoritas Registrar of Society, Polis Diraja Brunei, diterima oleh formatur BRUDIFA pada tanggal 27 Januari 2009. Sebagai formatur sekaligus terpilih sebagai ketua pertama BRUDIFA adalah Pengiran Dato Paduka Haji Jaludin bin Haji Mohd. Limbang, mantan Duta Besar pertama Brunei Darussalam untuk Indonesia (periode tahun 1984-1986). Duta Besar RI di Bandar eri Begawan secara ex-officio merupakan patron (pelindung) organisasi BRUDIFA. Adapunlaunching BRUDIFA kepada publik telah dilakukan di Rizqun International Hotel, Bandar Seri Begawan, pada tanggal 24 Maret 2009.
Sebagai wadah berhimpun masyarakat Indonesia di Brunei, terdapat Persatuan Masyarakat Indonesia atau disingkat PERMAI, sejak tanggal 20 Nopember 1988 dengan nama sebelumnya ”Kerabat Nusantara” atau dikenal dengan singkatan “KN”. PERMAI terdaftar sebagai badan hukum di Brunei pada tanggal 1 Juni 2006. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan oleh PERMAI di bidang sosial, budaya, dan keagamaan, baik dalam rangka mendukung kegiatan KBRI, atau berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat Brunei.
Info Lengkap Wisata Brunei Darussalam tentang Pertahanan/Keamanan
Di bidang pertahanan, angkatan bersenjata kedua negara telah secara berkala melakukan latihan bersama, pimpinan angkatan bersenjata saling melakukan kunjungan, dan saling mengirimkan personel untuk mengikuti kursus atau pelatihan militer.
Dalam beberapa tahun terakhir, perwira-perwira menengah TNI ikut serta dalam kursus pengembangan kepemimpinan nasional ”Executive Development Programme” (EDP) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Brunei. Seorang perwira menengah lainnya berpartisipasi dalam Staff and Comand College angkatan pertama yang diselenggarakan oleh Angkatan Bersenjata Diraja Brunei (ABDB). Sementara itu, perwira pertama TNI telah mengikuti Junior Staff Course (JSC) yang diselenggarakan oleh Institut Latihan ABDB sejak tahun 2007. Perwira-perwira ABDB telah mengikuti pula pendidikan dan latihan militer di Indonesia, antara lain dengan berpartisipasi dalam pendidikan reguler Sesko TNI AD dan pendidikan militer reguler lainnya di Indonesia.
TNI dan ABDB telah pula mengadakan latihan militer bersama, dengan sandi latihan ”Elang Brunesia” untuk latihan bersama antara TNI Angkatan Udara dan Tentara Udara Diraja Brunei (TUDB), dan sandi latihan ”Helang Laut” untuk latihan bersama antara TNI Angkatan Laut dan Tentara Laut Diraja Brunei. Personel-personel Pasukan Gerak Khas (PGK) Tentara Darat Diraja Brunei (TDDB) telah melaksanakan latihan bersama ”Jungle Operation/Welfare” dengan Peleton Intai Tempur (Ton Taipur) Kostrad pada tanggal 1-20 April 2011. Selanjutnya Resimen Pasukan Khas (RPK) ABDB telah mengikuti pula latihan bersama dengan sandi latihan ”Kilat Sakti-1/2011” dengan satuan pasukan Kopassus TNI Angkatan Darat di Markas Pusdik Kopassus, Batujajar, Jawa Barat, dari tanggal 24 Oktober s/d 6 Nopember 2011.
Pada tahun 2011, Indonesia telah menerima hibah 2 (dua) kapal kelas ”Waspada” eks bagian armada Tentara Laut Diraja Brunei (TLDB) pada tanggal 15 April 2011, dimana kedua kapal telah berubah nama menjadi KRI Badau dan KRI Salawaku serta menjadi bagian dari armada Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut.
Para taruna Akademi TNI telah ikut berpartisipasi menampilkan kemahiran drum band dan memainkan kesenian tradisional daerah Jawa Barat dalam ”Brunei International Tattoo” di Bandar Seri Begawan dari tanggal 31 Mei s/d 2 Juni 2011. Perusahaan-perusahaan produsen peralatan utama sistem senjata (alutsista) dan non-alutsista dari Indonesia, termasuk PT. PINDAD dan PT. Dirgantara Indonesia, berpartisipasi pula dalam event pameran senjata dan peralatan pertahanan berskala internasional yang diadakan sekali dua tahun di Brunei, yakni ”Brunei Darussalam International Defence Exhibition” atau BRIDEX. Indonesia ikut serta pada dua kali penyelenggaraan BRIDEX, yakni pada BRIDEX ke-2 tahun 2009 dan BRIDEX ke-3 tahun 2011. Bandar Seri Begawan, 13 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar